Biginilah kehidupan semasa High School... Arya / Kelas B / Absen 4... seorang siswa kolot yang tidak bisa diajak berteman dan bekerja sama.
Perkenalkan saya Arya, setiap orang di kelas melihatku seperti sampah... dan memperlakukan ku seperti sampah.... 89.9% mahluk di kelas meng-klasifikasikan ku dalam classter : totol, idiot, dan autis. Sebenarnya itu sangat lah menarik... yang membuat itu menarik karena... semua itu bukanlah urusanku. ^_^
Seingat ku, aku menghabiskan waktu SMA ku di Sekolahan yang menyerupai tempat pembuahan sampah yang sedang mengalami transisi... ya, tempat pembuangan sampah... bukanlah tempat yang kotor, namun maksud ku lebih seperti tempat menampung manusia-manusia yang kelak akan menjadi kesusahan dalam menemukan ke kesuksesan, atau dengan kata lain akan hidup sebagai "Sampah Masyarakat", kata salah seorang guru ku yang bergelar Master Teknik...
Setelah lulus dari Junior High School aku memutuskan untuk bersekolah di kota, awalnya aku berpikir akan mendapatkan lebih bayak pengalaman dan wawasan.
Namun semua itu tidak sesuai dengan harapan ku... karena semakin rendahnya nilai etika, dan semakin tinggi nilai hak asasi manusia berdampak semakin susah guru-guru dalam meluruskan siswa-siswanya. Di sisi lain siswa tumbuh tanpa memiliki sisi kemanusiaan. Meskipun diberlakukan buku skors untuk mencatat pelanggaran aturan namun tidak ditegakkan secara tegas, dalam peraturan yang ditulis sangat banyak alibi yang dapat mematahkan peraturan tersebut dan menurutku penerapan para guru tidak tegas dalam menggunakan buku tersebut, sehingga tampak tidak adil bagi para siswa.
Selain itu sebenarnya bisa katakan aku adalah mahluk yang beruntung karena mendapatkan kesempatan untuk melihat masa-masa transisi generasi di sekolah sampah.
Katakanlah terdapat 3 macam generasi yaitu singkatnya bisa disebut before (lama), transisi (sekarang), dan after (baru), mari kita beri nama :
1. Generasi Lama (Chaos)
Generasi Lama / Chaos, adalah masa dimana siswa yang merasa hebat menjahili siswa lain secara fisik (kekerasan). Pekelahian dan kekerasan sangatlah wajar dan yang lebih buruknya sering terjadi peperangan antar sekolah. Masa-masa yang sangat menarik karena berlakukan sistem dimana mahluk yang lebih kuat yang paling ditakuti adalah yang dihormati.
2. Generasi Transisi (Mix)
Generasi Transisi muncul karena dampak diperketatnya peraturan yang melarang kekerasan. Pembulian secara fisik seiring berjalannya waktu menimbulkan korban (meninggal), lalu diberlakukan larangan untuk melakukan kekerasan sesama siswa. Ketika buku scores pelanggaran mulai diterapkan, tiap siswa hanya punya 1 kesempatan berkelahi, setelah pekelahian ke 2 maka akan dikeluarkan.
Tidak bisa menyiksa sesama menjadikan suasana kehampaan di kelas, maka muncul lah metode baru yang lebih menyenagkan dari pada menyiksa secara fisik, yaitu secara mental. Memojokkan orang paling berbeda (unix) di kelas lalu menghina nya mati-matian.
3. Generasi Baru (Disorder)
Generasi Baru / Disorder, masa dimana pembullian dilakukan secara mental. bukan berarti pembulian secara fisik telah sirna dari muka bumi, hanya saja nilai persentase nya semakin mengecil.
Pada generasi baru ini makhluk yang kaya semakin akan memiliki banyak teman, dan juga memojokkan siswa lain demi mengangkat derajatnya di hadapan siswa lain.
KELAS B
Seingat ku di kelas B terdapat sekumpulan pecundang yang aku bernama "Para Penjilat" terdapat beberapa tipikal Para Penjilat dihargai di kelas :
- Seorang anak orang kaya...
- Merk, barang-barang yang digunakan Handphone, kendaraan,
- Bermulut lebar, suka menjatuhkan siswa lain dengan menghina untuk kelemahannya. (pengecut)
- Suka berkoar-koar menjunjung tinggi persahabatan dan saling tolong menolong (saat lagi butuh), terutama saat ulangan dsb.
- Sedikit cari perhatian dan menjilat supaya mendapatkan iba, perilaku tukang remidi yang suka mengemis-ngemis contekan...
Aku sendiri sebagai penulis artikel ini bukan berarti aku adalah orang suci yang terlepas dari kehinaan-kehinaan pada tempat sampah... aku sedikit bingung menjelaskan bagaimana diriku waktu semasa SMA, namun jika mayoritas orang kelas merendahkan ku berarti bisa diartikan bahwa aku lebih hina dibandingkan dengan para sampah yang berkeliaran di kelas. ya begitulah...
Pada dasarnya aku hanya orang miskin, dan tidak punya apa-apa yang mencoba bertahan diatas cemoohan, mahluk-mahluk yang merasa lebih baik dari diri ku. Prinsip yang aku bawa pada saat itu hanyalah, mencoba serius, dan tekun dalam belajar atau mencari kebenaran, hingga suatu saat nanti akan aku pastikan bahwa aku harus memiliki nilai lebih dari sekedar seonggok sampah yang tidak berguna.
Dengan begitu tidak ada satu orang pun yang aku percayai di kelas, dan sudah sangat pasti bahwa aku tidak punya teman... aku menghabiskan waktu makan siang ku untuk tidur di atas, meja atau menggambar berimajinasi lalu mencoba memunculkannya kedalam kertas buku tulis.
Saat lulus dari SMP aku bercita-cita sebagai Animator... aku ingin lanjut di sekolah multi media, namun berakhir di Mekanikal Engineering, dengan sekumpulan sampah. Ya, mau bagaimana lagi... beginilah kenyataan.
-----------------------------------
Selain Para Penjilat terdapat kelompok siswa yang masuk dalam black list ku yang aku beri nama "Malingan Member", adalah kumpulan mahluk yang di kelas B yang memiliki kebiasaan mencuri barang-barang (bolpoin, eraser, pencil, ruler, etc) orang lain di kelas. Seingat ku mahluk itu bernama Isoneta, dan kejadian ini terjadi saat awal-awal tahun pertama Isoneta mencuri penghapusku lalu menggambarinya, dan menamainya.
Melihat penghapus ku yang tiba-tiba berpindah tangan tanpa permisi, aku bertanya pada Isoneta lalu aku buktikan bahwa itu adalah penghapus ku di depan Isoneta. Karena aku ingat aku memberikan tanda "ZER0" didalam sampul nya, dan beberapa kali penghapus ku di pinjam oleh sebelah mejaku menjadi bukti eksternal yang lebih kuat. Isoneta mencoba beralibi, aku lah yang mencoba merampas penghapusnya lalu menandai di dalam sampul nya. but no body hear him..
Hello... this is a high school story, fill like an elementary school story case.. and it's just about an eraser. But....
Aku hanya ingin mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku, karena aku membelinya dengan uangku...
Dan beberapa hari kemudian Isoneta bicara dengan nada songong nya pada ku
"Mendingan kau pindah ke kelas lain.. dari pada menjadi perusak pemandangan disini..." ~menyuruh ku untuk pindah ke kelas lain... karena "merusak pemandangan" begitulah kata nya.
~First Enemy in the First Year.
Setelah hari itu Isoneta sering beraksi dengan cara mengganti-ganti korbannya. Karena ke kecerobohan nya sering kali dipergoki oleh beberapa oknum di kelas. Lalu Isoneta mendapatkan gelarnya sebagai Malingan...
Tidak lama kemudian Isoneta sering bolos.. menghabiskan waktu sekolahnya untuk bermain di game center.. tak lama kemudian berita Isoneta Malingan telah dikeluarkan dari sekolah, karena sering bolos.
---------------------------------------
Beberapa minggu setelah berita dikeluarkannya Isoneta Malingan, muncul lah bibit baru yang akan mengambil gelarnya.. dan pastinya lebih profesional... dibandingkan dengan Isoneta. Banyak kasus kehilangan namun tidak ada seorang pun yang tau siapa pelakunya...
Tiba-tiba tuduhan pencurian alat tulis ditujukan pada ku, salah satu mahluk di kelas B yang merupakan anak orang kaya bernama Ariel (salah seorang yang aku klasifikasi kan sebagai penjilat) telah kehilangan penggaris, dan kebetulan penggaris nya yang hilang memiliki karakteristik yang sama dengan penggaris yang aku miliki.
Tanpa basa-basi dia langsung mengatakan dengan lantang di depanku "Ini penggaris ku yang kamu curikan?", sambil memegang penggaris ku... tampak di belakangnya beberapa rombongan penganutnya, mungkin dia bertujuan untuk memberikan support dengan kekerasan fisik pada terdakwa yaitu aku.
lalu aku jawab dengan kenyataan yang berbukti "Aku membeli penggaris ini di toko depan, karena uangku tidak cukup untuk membayar aku meminjam uang Solider Man dan diperlukan waktu 1 minggu untuk melunasi nya..."
"Jika perlu bukti, silahkan tanyakan secara langsung..."
Setelah mendapat penjelasan dari Pappu dia pergi ... dengan rasa malu.. meskipun sepertinya dia tidak punya malu.
~Second Enemy in the First Year
---------------------------------------
Puppeteer Solider, everyone call him Pappu... tapak normal, sekilas terlihat orang yang sering dikhianati dan juga sangat kurang memiliki percaya diri... namun dapat memanfaatkan kan orang disekitar seperti boneka mainan nya...
You should be remembered "don't judge a book by the cover", because the story is absolutely toxic...
Pappu, salah satu dari para penjilat, yang mengatakan aku adalah mahluk yang bau, aku tidak menyangkalnya setiap hari aku berangkat jam 1,5 jam lebih awal dan mengayuh sepeda menempuh jarak 15KM dari tempat tinggal hingga sekolah. Tidak mungkin jika tidak berkeringat, aku rasa aku seorang manusia.
Bagi Pappu aku hanyalah seorang alat pemuas, memuaskan Pappu dengan memberikan contekan saat ulangan, lalu disaat tidak butuh menghina ku sesuka hatinya... keren kan jadi kaya mainan...
Masalah itu pun segera terselesaikan ketika aku mengabaikannya, menganggap Pappu hanya angin lalu, dengan begitu Pappu tidak akan bisa memperbudak ku lagi. Mungkin aku kena effect sampingnya karena aku sudah juga sudah tidak bisa mengingat wajahnya lagi.
~Third Enemy in the First Year
Dengan sifat kebusukan nya dia berhasil menduduki peringkat pertama di tahun ke dua dengan memanfaatkan Fue dan Para Berbakat....
---------------------------------------
Mengenai siswa kelas B, jika dilihat dari segi kemauan belajar dapat terlihat beberapa orang yang menonjol, dan bisa dikatakan cukup terampil mari kita sebut mereka dengan nama "Para Berbakat", aku tidak ingat siapa saja namun yang sering menjadi perhatian dari para guru adalah Fue Dongyi, Grace Ken , George Fai dan Rayeneses. Sering kali mereka diminta untuk menjadi asisten para guru saat praktik. Meski pun di kelas mereka dianggap pintar, namun menurutku mereka memiliki sifat lebih wajar seperti manusia biasa, dapat berpikiran logis, berkomunikasi dengan baik dan juga tidak berlebihan.
Para penjilat segera menempatkan posisinya ikut nimbrung dengan "Para Berbakat" supaya dapat contekan, hal ini sangat menguntungkan bagi para penjilat untuk memperoleh nilai praktek yang tinggi. Tahun pertama Semester II, tempat duduk ku yang berada di posisi paling depan, pada barisan "Para Berbakat", telah dicuri oleh salah seorang penjilat yang bernama Eggy.
Hari itu aku ingat masih ada kursi kosong di barisan pertama, namun Eggy mengusir ku dengan berkata kursi nya sudah penuh. Aku duduk di barisan pertama bukan karena aku mencari contekan dari Para Berbakat, tapi karena aku memang sudah memiliki rabun jauh sejak SMP, dan aku tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli kacamata saat itu.
Dan di hari berikutnya di barisan depan kursi kosong yang tidak boleh aku gunakan itu di tempati oleh seorang penjilat lain yang bau busuk nya sangat terbaca dari gaya berbicara yang bernama David.
"okeey... oke... perfect plan.... Thank you..."
Sejak hari itu aku selalu dapat pasangan praktik berupa orang buangan yang aku sebut dengan "The Outcast", dan saat aku mengerjakan tugas bersama the one of the outcast, his name is Donny.
Ricard Bounty adalah nama yang kuberikan untuk salah seorang siswa yang memiliki gelar di kelas sebagai 'Huge form outside and Empty inside' atau dengan kata lain brainless, berkata sambil menujukan jari ke kelompok ku mengatakan
"hahahhaha... para idiot telah bersatu..." yang artinya kelompok ku berisi para idiot termasuk juga aku salah seorang idiot tersebut.
Entah mengapa aku tidak bisa berhenti tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Ricard... Mengapa?
Karena terasa ini sangat-sangat ironi sekali bagi Ricard..."the idiot who call anoter people idiot"..
"Please look the mirror first, before you judge the other... fool.. hahahahha" ~jawab ku dengan tertawa..
Berkelompok dengan the most Outcast di kelas bukan lah hal yang buruk... aku hanya perlu bekerja sendiri untuk menyelesaikan tugas ku... dengan begitu menjadi kesepakatan untuk menguasai semua ilmu yang aku dapat sendirian...
----------------------------------
Suatu hari aku membuat rangkain sesuai dengan pendapatku sendiri... namun yang hasilnya sama seperti yang diminta oleh para guru. Karena Fue selesai lebih dulu maka ia ditunjuk sebagai assisten guru untuk mengkoreksi rangkaian para siswa yang lain sebelum disahkan oleh para guru.
Saat melihaat gambar rankaian ku, Fue berkata "ini salah, kau harus mengubahnya menjadi seperti ini"...
lalu aku menutar gambar yang dia contohkan sebesar 90^0, lalu aku menjelaskan jika gambar rangkaian yang aku buat memiliki fungsi dan hasil yang sama dengan yang dia contohkan.
Lalu Fue, berkata "oke, kau tidak perlu merubah gambar rangkaian mu, selanjutnya buat para guru mengerti tentang.. apa yang telah berhasil kau buat..."
"dengan senang hati..." Jawabku dengan mengacungkan jempol untuk Fue....
dan akhirnya aku menemukan orang normal atau bisa dikatakan lebih layak untuk berdiskusi sercara normal sebagai manusia..
-------------------------------
Di Semester II Tahun pertama ini aku dapat kembali mengklasifikasikan salah dari "Malingan Member" di kelas B, yaitu Horn nomer absen 2, dia mencuri cairan pengoreksi tinta yang belum lama aku beli.. kronologis nya, aku tidak pernah mengeluarkan / meminjamkan alat tersebut karena beberapa kasus pencurian cairan yang baru-baru ini terjadi dilakukan dengan cara memindahkan isi nya dari wadah milik korban ke wadah milik pelaku, karena aku tidak pernah mengeluarkan / meminjamkan nya.
Namun suatu hari aku mengalami keteledoran, yaitu menaruhnya di laci, dan entah apa yang terjadi tiba-tiba cairan pengoreksiku jatuh ke tangan Horn aku tidak punya bukti cukup untuk mengambil kembali hak ku. Dugaan jika aku nekat untuk merebut kembali secara paksa yang terjadi adalah aku akan semakin dipandang hina di kelas, karena seolah-olah aku merampas barang orang lain, dan dampaknya aku akan semakin di kucilkan.
---------------------------------
Di Semester II Tahun pertama kasus kehilangan yang aku alami semakin besar... saat perkemahan aku kehilangan seragam olahraga ku... pelakunya adalah Cakra. Perlu waktu untuk mengetahuinya.. hanya saja aku melihat Cakra menjual seragam olahraga yang warnanya tampak pudar ke Eggy saat kelas 2. Aku masih ingat dengan pasti seragam olahraga ku berwarna berbeda dengan seragam olahraga siswa yang lain, karena aku sering menggunakannya saat ekstrakurikuler maka sering juga aku cuci oleh sebab itu warna nya sedikit memudar. Mengapa seragam olahraga ku bisa ada di tangan Cakra, alasannya adalah saat perkemahan Cakra berada di tenda yang sama dengan ku.
Bisa dibilang Cakra adalah pencuri tingkat dewa dengan sangat pasti. Satu kasus lagi yang membuatku lebih yakin tentang hal itu adalah ketika dasi ku jatuh ke lantai, Cakra memungutnya lalu memberi nama dengan bolpoin.
Sangat-sangat luar biasa... perilaku mahluk ini...
~ Enemy Alert
Sangat disayangkan setelah berhasil mencuri dasi ku, dia lalu kehilangan handphone nya...
Ya... aku rasa, mungkin dia berencana menuduh ku, namun dengan sangat pasti bukan aku pelakunya... oleh sebab itu dia menyimpan dendam pada ku.. menjahiliku di kelas dengan melempar ku kertas lalu, sampai suatu hari dia memukuli ku di kelas ketika pergantian jam di kelas, aku rasa itu adalah waktu yang sangat sempurna, karena mungkin dia sudah merencanakan nya terlebih dahulu.
RENCANANYA : Memukul ku untuk memicu emosi, dan ketika aku lost control aku akan menghajar cakra sampai berdarah-darah. dan ketika guru datang aku akan di seret ke ruang konseling untuk di sidang lalu dikeluarkan dari sekolah, atas kasus penganiayaan.
Pukulan nya sama sekali tidak ada bobotnya dan no impact.. hanya saja ketika aku tidak memiliki kesempatan untuk membalas memukulnya, membuatku merasa menyesal...
to be continue ->
0 komentar:
Posting Komentar