Tahukah anda? Manusia adalah mahluk sosial...
Mahluk sosial adalah mahluk yang tidak bisa hidup sendiri, itu berarti untuk tetap bertahan hidup manusia harus bekerja sama antara satu dengan yang lainnya. Demikian quotes yang saya peroleh dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial semasa sekolah dasar.
~ apabila menemui soal semacam itu, 100% tiap-tiap siswa di kelas dengan sangat pasti bisa menjawab dengan benar. terutama mahluk terutama ranking 1 di kelas si pintar Brandon.
Menurut pendapatku Brandon tidak lah pintar, hanya saja orang-orang di sekelilingnya lebih tolol dari nya... menggunakan trik busuk untuk tetap menjadi yang no.1 di kelas.
Ketika salah seorang siswa di kelas mulai menampakkan potensi nya... maka akan siswa tersebut akan di tandai sebagai saingan.
< Enemy Detect >
Sebelum potensi siswa tersebut berkembang, satu kata yang terlintas di alam bawah sadar Brandon "HANCURKAN".
<!>
Tanpa ampun serangan mental, diluncurkan secara bertubi-tubi ke setiap siswa yang menunjukkan potensinya.
#Mata Pelajaran Seni Rupa : Clay
Pujian besar akan keluar dari mulut busuk Brandon, untuk mengangkat drajat ku seolah-olah aku lebih pintar dari nya..
"Ahahaha... ", tersenyum sambil dan berkata dalam hati "this is minotaurus, you foolsss"
dan akhirnya aku sadar tidak mungkin mahluk ter bodoh di kelas untuk mengajari orang paling pintar di kelas...
Setelah mengakui kemampuan mangsa nya dengan menuji-muji akan hasil kariya atau pun kerja keras lawannya, sisa nya hanya menunggu kesempatan dimana dia dapat menghancurkan setiap musuhnya.
#Pelajaran Bahasa Indonesia : Membaca
"wkwkwkwkkw.... dasar gak bisa membaca..." ~Brandon
Kalimat tersebut keluar dari mulut Brandon setelah, sang guru mengatakan jumlah kata yang bisa kau baca dalam 1 menit : "24".
Cemoohan ini tersebut terbawa hingga lulus.. kira-kira selama 4 tahun gelar ku bersekolah di sekolah dasar "Dislexia Disorder".
Cemoohan ini sangat besar ber impact kepada ku, dalam hati aku berkata
"Aku memang tidak bisa membaca, mungkin aku tidak ditakdirkan memiliki bakat membaca".
Hari itu terukir sebagai milestone ku, hari dimana aku menyerah untuk membaca. Dapak jangka panjang nya, hingga saat ini aku masih merasa kesulitan membaca.
#Pelajaran Komputer : Ms.Excel
fill up excel coloum on with string "five" then access that coloum with formula.
"tolol... huruf di itung... berapa hasilnya? wkwkkwkwwkkwwk" ~Brandon
Cemoohan tersebut berlangsung tidak lah lama kira-kira 1-2 bulan.
"..." Jawabku tanpa kata. Jika aku yang sekarang bisa time leap, I will told him.. "humm.." with idiot faces expresion.
Tapi sayangnya waktu sudah terlampaui tidak bisa diulang kembali... namun ingatan dapat dituangkan dalam kata-kata untuk diabadikan...
#Give Me Fucking Nickname
Tidak hanya aku, Brandon mahluk murah hati ini memberikan funny name kepada tiap manusia di kelas termasuk para guru.
Aku mendapatkan, milikku yang karena saking banyaknya tidak bisa menghitungnya. Misalkan : kayak manusia (artinya aku adalah binatang), buta huruf, goblok, babi(karena gemuk dan tidak bisa berlari), penipu(tukang nyontek, tukang ganti jawaban), tidak bisa menulis (tulisan ku banyak huruf yang kurang, dan banyak yang tidak bisa dibaca), tukang bolos.
#Dan Masih Banyak Lagi...
<!>
Dalam lingkup sosial yang cukup minimalis seukuran kelas dalam sekolah dasar... peranku hanyalah sebagai cerminan dari rakyat rendahan yang diinjak-injak, diludahi, dan disalah-salahkan, hingga tenggelam didalam lubang keputusasa dan sebagai pelampiasan menggap diriku sampah masyarakat.
Jika dijelaskan dengan analogi, kelas ku saat sekolah dasar adalah sebuah kerajaan, maka Guru adalah Raja, Pengurus Kelas adalah Para Mentri, Para siswa-siswi berpotensi dan berprestasi adalah putra mahkota, sisa nya adalah rakyat jelata, lalu posisiku adalah sebagai rakyat miskin yang dikucilkan dan tidak bisa mendapatkan hak-hak ku.
Ranking dalam kelas adalah sesuatu bentuk perwujutan dari bukti mahluk sosial, tanpa ada nya rakyat jelat (seluruh siswa di kelas) maka ranking tidak memiliki arti...
Akan menjadi lawakan beser apablia diumumkan, "Kami ucapkan selamat pada Brandon yang menduduki pringkat pertama dari 1 orang siswa di kelas 3".
dan satu hal lagi yang membuat rangking tidak ada artinya, ketika ranking berhasil diperoleh dengan menghalalkan segala cara angka tersebut hanyalah sebanding dengan hiasan cetak saja...
angka palsu yang dapat dibanga-banga kan...
Kemenagan yang diperoleh dengan kelicikan dan kecurangan adalah kemenangan yang tidak bisa dibanggakan... meskipun di mata orang-orang itu adalah pujian namun jauh di dalam hati terdapat kotoran yang menumpuk dan membentuk karakter yang berperilaku negatif...
Bagi yang menyadari kecurangan di balik kemenagan akan menilai kemenangan tersebut seperti sampah yang dimenagkan oleh sampah...
Bukan persaingan secara jujur dan adil yang di menagkan, namun kemenagan telak atas hancurnnya mental para pesaing.
~ Aku rasa dunia pendidikan telah beralih menjadi medan perang. Bukan bersama-sama merajut kain yang luas, namun meperluar rajutan sendiri dan membakar milik orang lain.
Mungkin begitulah salah satu penyebab, negara ini sedikit terhambat untuk maju, karena sejak dini para siswa dibiarkan saja untuk saling menjatukan siswa lain demi ego nya sendiri.
Terakhir akan aku tegaskan bahwa dalam lingkungan sosial kelas ini Brandon adalah siswa no.1 yang memiliki kecerdasan dan potensi yang luar biasa, namun dibalik semua itu Brandon hanyalah seorang pengecut yang takut siswa-siswa yang memiliki potensi dapat melampauinya dan menggeser rangking nya, beda tipis dengan ku, sama-sama memiliki gelar sebagai SAMPAH.
<!>
Setelah semua siswa mendapatkan giliran membaca sang gurupun memanggilku kedepan dan menceramahiku... lalu ketika aku kembali ketempat duduk, Brandon menlontarkan beberapa kalimat.
"Manusia nggak bisa baca seperti kamu, pindahan dari salah satu sekolah favorit di kota. MUSTAHIL!"
"Manusia nggak bisa baca sepeti kamu tidak akan pernah sukses. wkwkkwkwk" kata Brandon di kelas sambil tertawa terbahak-bahak, seluruh lingkungan di kelas sudah pasti mendengarnya dan sang guru hanya diam saja...
"mungkin, memang aku tidak ditakdirkan untuk bisa membaca...",
Meski begitu tiap hari aku tetap mencoba membaca dan selama 4 tahun terakhri sama sekali tidak ada perubahan pada "dyslexia disorder" yang aku miliki. "ahahahaha"
<!>
Pada dasarnya aku hanyalah salah satu mahluk yang berkebutuhan khusus yang telah di hancurkan secara mental, diperlakukan seperti sampah, tumbuh dengan mengadopsi perilaku **d**n*an, meski begitu aku pernah memiliki mimpi, berdiri di puncak dan menjadi pahlawan.
~Mimpi yang saling bertolak belakang dengan lingkungan sosial ku.
0 komentar:
Posting Komentar